Rabu, 18 Februari 2009

Anak-anaku : the best teachers

Anak adalah anugrah yang diberikan Allah kepada kita. Anak memiliki kemurnian hati dan pikiran sehingga mereka bisa mengajarkan kepada kita tentang ketulusan, cinta kasih, kebersamaan, rasa syukur pada ciptaan Allah, kesederhanaan, tolong menolong, empati, berkomunikasi... dan masih banyak lagi.
Kehadiran anak bisa mengubah seorang ibu rumah tangga biasa menjadi seseorang yang luar biasa. Karena anak, seorang ibu bisa menjadi pencipta lagu, penyanyi, koreografer, juru masak yang hebat, ahli perencana keuangan, guru andalan, pendongeng hebat, super trainer.... bahkan menjadi pelatih sepak bola.
Anak adalah sumber inspirasi yang tidak ada habis-habisnya.
Terima kasih guru-guru kecilku.....

Sabtu, 14 Februari 2009

Kata 'jangan' yang dahsyat

Dulu saya sering heran kenapa setiap ahli tumbuh kembang anak yang saya temui mengatakan "ibu jangan terlalu sering menggunakan kata jangan untuk anak". Wah, ada apa dengan kata 'jangan'? Kan pernyataan mereka juga menggunakan kata 'jangan'.
Inilah hasil penelusuran saya....

Bayangkan kita semua berada di gurun pasir yang luar biasa panasnya, tapi jangan bayangkan ada seorang penjual es krim yang sedang menjual es krim strawberry. Jangan bayangkan juga es krim strawberrynya diberi toping coklat dan di dalamya terdapat potongan potongan kecil buah strawberry segar.
Apa yang ada di pikiran kita sekarang? Tentunya 'profil' es krim strawberry yang dilarang dibayangkan tadi.....

Itulah sebabnya kita tidak boleh terlalu sering menggunakan kata jangan. Itulah sebabnya kalau kita melarang dengan kata jangan, anak kita malah penasaran dan melakukan apa yang kita larang tadi. Kata 'jangan' memang dahsyat.... karena kalau kita menggunakan kata 'jangan' maka yang pertama kali terekam dalam otak kita adalah kata-kata setelah kata'jangan' tadi. Contoh lainnya, kalau kita melarang anak kita dengan kata-kata 'jangan main', dan yang ada di benak anak kita adalah main... mmm bermain itu kan asyik....maka jangan salahkan dia kalau dia langsung bermain.

wonder woman

Tulisan ini saya dapatkan dari sahabat saya, kakak saya.... ibu Ira. Beliau ini punya kesamaan dengan sama, ingin menjadi wonder woman....bisnis n keluarga sama-sama jalan. Hasilnya..... curhat-curhat ringan yang saling menguatkan n kesepakatan bahwa keluarga adalah prioritas nomer 1

Wanita cantik melukiskan kekuatan lewat masalahnya
Tersenyum saat tertekan, tertawa disaat hati sedang menangis,
memberkati disaat terhina, mempesona karena memaafkan
Wanita cantik mengasihi tanpa pamrih dan bertambah kuat dalam do'a dan pengharapan

tulisan ini dikirim via SMS bulan September 2008 dan sampai sekarang masih saya simpan. Thanks bu Ira

Senin, 09 Februari 2009

Perlukah memberi nilai merah pada raport anak?

Ini adalah sebuah kisah nyata di dunia pendidikan negara kita....
Ada seorang anak bernama Adi, dia duduk di kelas 4 SD yang menganut sistem full day. Pada saat kenaikan kelas, di raport Adi tertera angka 3 yang ditulis dengan tinta merah pada pelajaran matematika.
Apa yang terjadi selanjutnya? Gara-gara angka merah itu Adi jadi minder, jadi pemurung dan yang paling parah adalah tidak ada semangat untuk pergi ke sekolah. Bunda Adi sangat sedih dan bingung melihatnya. Kemudian bunda Adi pergi menemui seorang konsultan pendidikan dan menceritakan pengalaman Adi.
Konsultan tersebut mendatangi sekolah Adi dan meminta sekolah mengevaluasi sistem pendidikan di sekolahnya. Beliau mempertanyakan apakah sekolah mempertimbangakan kondisi psikologis anak jika diberi angka merah?
Kembali ke masalah dasar pendidikan di Indonesia. Sistem pelajaran dan penilaian yang disusun oleh DIKNAS sampai saat ini lebih mengarah kepada unsur kompetensi. Artinya, siswa harus belajar, menghapal agar dapat sekedar lulus ujian. Setelah itu.... tidak tahu lagi kemana mengarahkannya.
Seharusnya kan anak-anak memahami dulu tujuan belajar itu apa, kenapa mereka harus belajar, apa yang akan terjadi jika mereka tidak mau belajar... Yang harus dikedepankan adalah motivasi mereka untuk belajar, bukan memaksakan mereka belajar agar mendapat nilai yang tinggi.
Sungguh kasihan anak yang disekolahkan oleh orang tuanya untuk mendapatkan ilmu, untuk membentuk karakter yang baik, malah akhirnya tidak mendapatkan semuanya.... Cobalah berempati pada anak.... cobalah bayangkan masa depan anak itu..... jika setelah mendapatkan nilai merah dia menjadi tidak mau belajar, minder, putus asa.... Anak-anak seperti itulah yang kelak akan menjadi sampah masyarakat. Merekalah orang-orang yang merasa tidak dihargai dan mereka mencari perhatian dari orang-orang di sekitarnya dengan melakukan hal-hal yang negatif. Merekalah orang-orang yang frustasi karena pernah mendapatkan nilai merah di raportnya.
Wahai ibu dan bapak guru.... bayangkanlah masa depan mereka. Bayangkanlah bahwa meraka adalah anak-anak anda. Masa depan mereka masih panjang. Bantulah mereka meraih impiannya, jangan malah dihancurkan. Sudah menjadi tugas anda sebagai bapak dan ibu guru, membuat mereka yang tidak tahu menjadi tahu, mereka yang belum paham menjadi paham. Belajarlah untuk menjadi guru yang profesional..... Cobalah beberapa cara mengajar yang menyenangkan.... Guru itu profesi mulia..... didiklah siswa siswa anda dengan penuh cinta.