Kamis, 16 Desember 2010

KENALI GAYA BELAJAR ANAK DAN KITA

Hari Sabtu, 24 April 2010 , saya mengikuti seminar dan workshop tentang gaya belajar (wah, ternyata belajar aja ada gayanya ya....) yang merupakan salah satu bagian dari cara belajar. Dari pemaparan Pak Himawan dan Bu Lili dari Focus of Family yang sangat energic dan mempesona, saya mulai bisa mengenal gaya belajar ketiga anak-anak saya (saat mengikuti seminar rasanya langsung tergambar jelas tipe/gaya belajar mereka), Padahal saya sudah berulang kali membaca buku tentang gaya belajar.

Di seminar itu juga dibahas tentang apa sih belajar itu? Secara garis besar, belajar adalah cara menggabungkan dan mengelola sebuah informasi. Belajar itu juga merupakan sebuah proses yang memerlukan waktu dan dalam belajar efektif kita harus memiliki beberapa keterampilan seperti membaca cepat dan keterampilan belajar mandiri. Proses pembelajaran tidak selalu dilakukan di dalam kelas dengan menghadirkan seorang guru, proses pembelajaran dilakukan oleh segala sesuatu di luar siswa(pembelajar) yang menunjang keberhasilan belajarnya. Bu Lili mencontohkan bagaimana seorang pelajar SMP yang sedang memakan goreng tempe di dalam bis mengetahui bahwa tempe itu terbuat dari kedelai. Tidak ada guru di situ, tetapi dia menemukannya lewat kertas pembungkus tempe goreng tersebut.

Kenapa sih kita sebaiknya mengetahui cara belajar kita dan anak-anak atau murid-murid kita? Tak kenal maka tak sayang ya..... maksudnya agar proses pembelajaran lebih efektif. Jadi ngga ada cerita anak merasa terpaksa dalam proses pembelajaran. Cara belajar ditentukan oleh gaya belajar/berpikir, cara berkonsentrasi, cara mengingat dan cara mengerti.

Gaya belajar dapat dibagi dalam 4 golongan : Sekuensial Konkrit (SK), Sekuensial Abstrak (SA), Random Abstrak (RA), dan Random Konkrit (RK). Sekuensial dan Random adalah pembagian berdasarkan cara kita mengatur informasi yang kita terima. Kalau yang sekuensial mengatur informasi secara berurutan, setapak demi setapak menurut suatu aturan tertentu. Sedangkan tipe random membiarkan pikiran kita mengatur dan memanfaatkan informasi dalam bentuk potongan potongan dan tanpa urutan tertentu. Konkrit dan abstrak merupakan pembagian berdasarkan persepsi atau cara kita menerima informasi. Proses penerimaan suatu informasi secara konkrit atau harafiah adalah suatu proses langsung dan bersifat apa adanya (tersurat, terlihat atau terdengar). Sedangkan proses penerimaan secara abstrak melibatkan intuisi, intelek, interprestasi dan imajinasi seseorang (tersirat atau tidak selalu seperti apa yang ditampilkan).
Harus dipahami, dalam gaya belajar ini semuanya hanya kecenderungan atau dominansi. Tidak ada orang yang 100 % SA, SK, RA, RK. Jadi, akan ada tempat untuk gaya berpikir lain dalam hidup kita yang akan muncul sewaktu waktu pada situasi dan masalah tertentu. Yang saya alami sendiri biasanya hal ini dapat terjadi karena faktor lingkungan, termasuk orang orang di sekitar kita. Saya sendiri temasuk orang bertipe dominan RA yang memiliki toleransi waktu sangat tinggi seolah ngga punya target. Tapi untuk urusan pekerjaan saya bisa bekerja seperti halnya orang bertipe dominan SK yang dalam bekerja harus serba teratur dan tepat waktu.

Orang orang bertipe dominan SK adalah orang-orang yang dalam kesehariannya sangat teratur, bekerja sesuai urutan, memiliki starting point dan ending point yang jelas. Efeknya, orang orang ini bisa stress jika tidak ada target, tidak ada arahan yang jelas, tidak ada contoh dan jika bahasa yang digunakan adalah bahasa kiasan. Ciri ciri umum SK : ulet, tradisional, sangat cermat, stabil, dapat diandalkan, konsisten, berpegang pada fakta dan teratur.

Ciri ciri orang bertipe dominan SA : analitis, objektif, berpengetahuan banyak, teliti, rapi, logis, tenang dan hati-hati serta sistematis. Orang-orang seperti ini akan stress jika tidak tersedia waktu yang memadai dalam bekerja, mengulang-ulang tugas yang sama, terlalu banyak rambu dan peraturan. Mereka juga sulit untuk berpikir sentimentil dan mengungkapkan emosi.

Ciri-ciri orang bertipe dominan RA : peka/sensitif, penuh belas kasih, cepat memahami, imajinatif, idealis, sentimentil, spontan dan fleksibel. Tipe dominan RA akan merasa kesulitan jika harus menjelaskan atau membenarkan perasaan, berkompetisi, bekerja sama dengan orang-orang yang tidak bersahabat, memberikan rincian dengan tepat, menerima kritikan dan berfokus pada satu hal pada satu waktu. Orang-orang dominan RA senang sekali jika merasa dilibatkan, bisa menyenangkan orang lain dan merasa diterima oleh orang-orang di sekitarnya.

Ciri-ciri orang bertipe dominan RK : cepat, berdasar kata hati, selalu ingin tahu, realitis, memiliki daya cipta, inovatif, naluriah dan sangat berani. Dalam kesehariannya mereka selalu ingin tahu, sering menentang aturan, harus mengalami dulu sebelum mempercayai sesuatu dan melakukan sesuatu sesuai cara mereka. Mereka bisa merasa kesulitan jika diberi rambu rambu ketat serta berbagai keterbatasan, dihadapkan pada jadwal yang ketat, tidak dihargai sebagai individu, dan tidak mendapatkan pujian.

Semua ciri-ciri tadi bisa digunakan untuk deteksi awal tipe gaya belajar yang dominan. Tapi harus diingat juga bahwa selain gaya belajar, cara kita belajar juga ditentukan oleh cara kita berkonsentrasi, cara mengingat dan cara mengerti. Cara berkonsentrasi ternyata sangat unik, karena dipengaruhi oleh lokasi, situasi dan waktu favorit. Cara mengingat dikategorikan dalam 3 bagian : auditori (pendengaran), Visual (penglihatan) dan Kinestetik (gerakan). Bila anak atau murid kita seorang auditori dominan, biarkanlah dia menghafal sambil berbicara. jika anak atau murid kita seorang visual dominan, lengkapi kebutuhannya untuk mengingat dengan setumpuk kartu kosong dan sejumlah pinsil atau spidol warna warni. Dan jika anak atau murid kita bertipe kinestetik dominan, izinkanlah mereka membakar energinya selama belajar (jadi tidak bisa dipaksakan duduk manis ya....)

Hal terakhir yang berkaitan dengan cara belajar adalah cara kita mengerti suatu masalah yang dibagi dalam dua bagian : secara global dan analitik. Orang yang secara global akan mencoba mengerti segala sesuatu secara menyeluruh sebelum akhirnya membatasi diri pada hal-hal tertentu, sedangkan orang-orang yang analitik akan mencoba mengerti segala sesuatu per bagian-bagian kecil. Contoh dalam membaca peta. Seorang dominan global dalam mencari sebuah kota akan melihat peta tersebut secara keseluruhan, kemudian menentukan daerah yang dicari dan memusatkan perhatian ke daerah yang diingingkan. Sedangkan dominan analitik akan dengan mudah mengenali suatu daerah dalam peta tersebut tanpa mengacu kepada bentuk kota secara keseluruhan.

BAGAIMANA KITA MENGGABUNGKAN SEMUANYA?
Tidak ada seorangpun yang 100% hanya memiliki satu ciri baik gaya berpikir, cara berkonsentrasi, mengingat atau mengerti. Bila kita coba menempatkan diri kita atau orang lain dalam suatu peta, kita akan mendapatkan suatu daerah/wilayah paduan yang kita sebut (contoh) : RK dominan, AKV dan global dominan atau SK dominan, VKA dan analitik dominan dsb. inilah yang disebut CARA MEREKA/KITA BELAJAR!
Tugas kita sebagai guru atau orang tua adalah MENEMUKAN, MENGHARGAI dan MENGOPTIMALKAN cara mereka belajar. Perlu kita sadari juga bahwa tidak ada anak yang pintar atau bodoh, tetapi yang ada adalah anak yang cepat atau lambat.
Semoga bermanfaat.....